Hati-hati dengan Komenmu


Kira-kira 7 tahun yang lalu saya pernah belajar Ilmu Semantik atau Ilmu yang mempelajari makna kata serta efek yang ditimbulkan terhadap pikiran, perasaan dan perbuatan atau hasil.

Setiap kata yang kita ucapkan itu akan memberikan efek pada pikiran, perasaan dan tindakan kita.

Ambil contoh;


Ketika seseorang memilih kata Hiperaktif pada seorang anak, maka pikiran kita langsung beranggapan anak kita bermasalah, perasaan kita mungkin sedih, bingung, dan tindakan kita biasanya akan mengajak anak kita untuk di terapi.

Namun ketika kata tersebut kita ubah, dari Hiperaktif menjadi Energik dan Cekatan maka pikiran kita tidak lagi beranggapan anak kita bermasalah dan perlu terapi, melainkan kita akan memberikan banyak kegiatan untuk mengisi waktu luangnya agar ia bisa menyalurkan energinya melalui kegiatan tersebut.

Begitu juga dengan pilihan kata "anak nakal", yang akan berefek pada pikiran kita yang langsung menganggap anak kita bermasalah dan perasaan kita kesal, marah dan tindakan kita sering kali membentak atau menghukumnya.

Lalu saya ganti kata "Anak Nakal" dengan "Anak Banyak Akal", coba rasakan perbedaan dari pikiran dan perasaan kita...., lalu apa tindakan kita selanjutnya... Marah kesal atau malah kita akan membawa anak kita untuk melakukan eksperimen membuat hal-hal kreatif dan inovatif...?

Begitu pentingnya arti kata dan pemilihan kata; dan begitu nyatanya efek sebuah kata pada pikiran, perasaan dan tindakan kita.

Saya sudah terapkan dan latihkan ini pada para guru kami; agar selalu berhati-hati dalam memilih sebuah kata dan dalam berkata-kata atau berkomentar.

Nah, yang menarik adalah dalam aplikasi agama saya punya pengalaman menarik, dulu saya sering menggunakan kata-kata "Musuh-musuh Islam" (seperti juga kebanyakan orang menggunakan kata-kata itu untuk menggambarkan orang yang tidak menyukai Islam).

Dan efek dari kata itu adalah saya jadi sering merasa benci dan marah pada musuh-musuh Islam dan hasilnya adalah saya banyak bermusuhan dengan orang lain yang saya anggap musuh Islam.

Lalu saya coba ganti kata "musuh-musuh Islam" itu dengan "Orang-orang yang belum paham tentang kebaikan ajaran Islam"

Dan sungguh hasilnya luar biasa, sejak saat itu saya tidak lagi merasa punya musuh, dan bermusuhan dengan siapapun, melainkan lebih fokus untuk menunjukkan kebaikan demi kebaikan dari ajaran-ajaran Islam pada orang-orang yang belum memahaminya.

Hasilnya karena saya selalu menunjukkan kebaikan demi kebaikan pada orang lain, maka orang lainpun menjadi sangat baik pada saya.

Sampai-sampai di hampir setiap kota di Indonesia saya selalu punya teman-teman yang baiknya sudah seperti saudara sendiri. Dan kedatangan saya selalu dinanti-nantikan di hampir setiap daerah.

Jadi mari kita coba teliti lagi kata-kata yang kita pergunakan selama ini apakah menimbulkan efek negatif pada pikiran, perasaan dan perbuatan kita..?

Jika jawabannya Iya, maka segera cari kata pengganti yang lebih baik dan memberikan efek positif pada pikiran, perasaan dan perbuatan kita.

Mau coba? lihat deh hasilnya menakjubkan.

Jika tulisan ini dirasa bermanfaat silahkan di share pada siapa saja.


Penulis: Ayah Edy

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel