Sebotol Obat Alergi Menjauhkan Kematian


Di sebuah dusun terpencil. Seorang pria mendatangi seorang tabib sekaligus tokoh agama.

Pak, saya sudah bosan hidup! Sudah jenuh rasanya. Rumah tangga saya berantakan, usaha saya kacau dan apapun yang saya kerjakan selalu berantakan. Saya ingin mati saja guru. ” keluh pria itu dengan nada putus asa.

Oh, kamu sakit.” Sang tabib menjawabnya sambil tersenyum.

Tidak guru, saya tidak sakit. Saya masih sehat dan saya hanya jenuh dengan kehidupan ini. Sebab itulah saya ingin mati. ” Jelas pria itu lagi seolah tidak mendengar pembelaannya. 

Sang tabib meneruskan, ”Kamu sakit.. dan penyakitmu itu sebutannya “Alergi Hidup”. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Namun jangan khawatir anak muda, penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku. ”


Tidak pak, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh, saya benar-benar ingin mati!” Pria itu menolak tawaran sang tabib.

Oh, jadi kamu betul-betul sudah bulat ingin mati ya? Baiklah kalau begitu." sang tabib berjalan memasuki kamarnya sambil membawa sesuatu dalam botol.

"Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore pukul 06.00 dan pukul 08.00 malam kau akan mati dengan tenang. ”

Mendengar penjelasan sang tabib, pria itu malah menjadi bingung. Karena setiap tabib yang didatanginya selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup, namun dukun yang satu ini kok malah aneh. Bahkan ia menawarkan racun agar dia bisa lebih cepat mati. Tapi karena memang sudah betul-betul jenuh hidup dan tekad untuk mati sudah bulat maka ia pun menerima racun tersebut dengan senang hati.

Sesampainya di rumah, si pria langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh dukun tabib itu. Dan yang terjadi selanjutnya adalah, ia merasakan ketenangan tak terhingga yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks dan begitu santai.

Tinggal satu malam, satu hari lagi dan aku akan mati.” Begitulah pikiran yang terlintas di benaknya saat itu.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran mewah. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan dalam beberapa tahun terakhir. Hitung-hitung malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan yang manis! Sambil makan, ia bersenda gurau.. dan suasana menjadi santai sekali malam itu. Sebelum tidur, ia mencium kening istrinya dan membisikan sesuatu di telinganya.

Sayang, aku mencintaimu.” bisik pria itu lembut.

Pria itu berpikir bahwa malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan yang manis! Esoknya, ketika bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat keluar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. 

Pulang ke rumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih terlelap. Tanpa membangunkannya, ia masuk ke dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan yang manis! Sang istri pun merasa aneh sekali. 


Selama ini mungkin aku salah. Maafkan aku sayang..” Begitulah kata yang terucap dari bibir istrinya saat itu.

Di kantor, ia menyapa setiap orang dan bersalaman dengan setiap orang. Melihat hal itu, staffnya pun bingung.

Hari ini bos kita kok kelihatan aneh ya..??” pikir orang-orang di kantor tempat pria itu bekerja Dan sikap mereka pun berubah, mereka menjadi lembut. 

Karena siang itu adalah siang yang terakhir, si pria ingin meninggalkan kenangan yang manis!


Tiba-tiba, sungai kehidupannya seperti mengalir kembali.. hidupnya terasa sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri, tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah diminumnya sore sebelumnya. Dengan tergesa- gesa ia mendatangi sang tabib lagi. Melihat kedatangan pria itu dengan wajah yang sumringah. Sang tabib rupanya langsung menebak apa yang telah terjadi.

Buang saja botol itu.., isinya hanya air biasa. Kamu sudah sembuh sekarang!”

Apabila kamu hidup dalam kekinian, apabila kamu hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kamu akan menikmati setiap detik kehidupanmu. Kini yang harus kamu lakukan adalah, leburkan segala ego, keangkuhan dan kesombongan dalam dirimu. Jadilah selembut air dan mengalirlah bersama sungai kehidupan, maka kamu tidak akan jenuh dan bosan. Itulah rahasia kehidupan dan itulah kunci kebahagiaan dan jalan ketenangan. ” Saran sang tabib kepada si pria.

Terima kasih!!” ucap si pria sambil menyalami sang tabib, lalu segera bergegas pulang untuk mengulangi pengalaman yang terjadi dalam satu hari terakhir ini.

Ini adalah hari terindah dalam hidupku!! Dan ini akan menjadi kebiasaanku sampai aku d panggil oleh yang Maha Kuasa.” Sang pria berkata sambil menatap ke langit sore itu..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel