Saat Kesedihan itu Datang
December 15, 2011
Hikmah Cinta - Suatu ketika, ada seorang wanita yang kelihatan amat sedih. Wajahnya kusut masai. Air mukanya letih menahan tangis. Rupanya, dia baru saja kehilangan anak tercintanya untuk selama-lamanya. Atas nasihat orang di desa, ia menemui seorang tua bijak di pinggir hutan.
Mereka berpendapat barangkali orang bijak itu dapat membantu menyelesaikan masalahnya. Karana merasa amat cinta kepada anaknya yang telah mati itu, ia amat berharap agar dapat bertemu dengan orang bijak itu. Ditempuhlah perjalanan yang jauh dengan cepatnya.
Sesampainya disana, dia bertanya, “Guru, apakah Anda memiliki ramuan ajaib untuk mengembalikan anakku?”
Sang Guru tidak berusaha untuk mengusir atau menghalau wanita itu karena permintaannya yang tidak masuk akal.
Dia cuma berkata, “Carilah bunga merah dari rumah yang tidak mengenal kesedihan. Setelah kamu bertemu bunga itu, kita akan bersama-sama membuat ramuan ajaib untuk menghidupkan kembali puteramu”.
Selesai mendengar itu, wanita tersebut segera berangkat mencari apa yang sang guru perintahkan. Dalam perjalanan, dia nampak bingung. Tak ada satu petunjuk pun tentang di mana dan bagaimana bentuk rumah itu. Hingga suatu saat, dia tiba didepan rumah mewah.
“Mungkin, penghuni rumah itu tak pernah mengenal kesedihan,” ucap wanita itu dalam hati.
Setelah mengetuk pintu, dia berkata, “Saya mencari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Inikah tempatnya?”
Wajah sang wanita masih memperlihatkan raut bersedih. Dari dalam rumah, terlihat wajah yang tak kalah sedih. Pemilik rumah itu menjawab, “Kamu datang ke rumah yang salah”
Pemilik rumah itu bercerita tentang tragedi yang dialami keluarganya. Ia tak hanya kehilangan seorang anak, tapi juga suami dan kedua orangtuanya karena kemalangan. Si wanita berasa amat kecewa.
Namun, dia menjadi terharu dengan cerita tuan rumah. Ia berfikir, “Siapa yang bisa membantu orang yang nasibnya lebih malang dari saya ini?”
Dia memutuskan untuk tinggal di sana dan menghiburkan pemilik rumah itu. Beberapa hari lamanya, dia bersama wanita pemilik rumah itu, saling bantu-membantu untuk menjalani hidup.
Beberapa minggu berlalu, wanita itu pun berasa si tuan rumah sudah kelihatan lebih baik. Lalu ia berangkat lagi mencari rumah berikutnya. Tetapi, ke mana pun dia pergi, selalu bertemu kesedihan orang lain. Akhirnya, dia berasa bertanggungjawab untuk menghibur semua orang yang dikunjunginya. Hingga akhirnya, dia pun melupakan misinya.
Hikmah:
Apapun keputusan-NYA buat kita, Allah lah yang berbicara dan yang menentukan untung-nasib kita, karena setiap sesuatu yang menyedihkan itu pastilah ada hikmah-Nya.